Teori Umum tentang Pendidikan
Banyak
terkenal teori-teori belajar antara lain dari vigotsky, piaget, skinner dan
banyak lainnya. Namun ada tokoh yang terkenal dari indonesia yang digandrungi
didunia terutama Finlandia, siapakah beliau? Beliau adalah Ki Hajar Dewantara.
Ki
Hajar Dewantara merupakan Bapak Pendidikan Indonesia. Ajarannya yang paling
terkenal yaitu “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani”. Ki Hajar Dewantara juga merupakan pendiri Taman Siswa. Beliau
banyak digandrungi negara-negara luar contohnya seperti negara Finlandia.
Profesor-profesor yang berada di Finlandia mempelajari dan mempunyai pola pikir
dan belajar dari filsafat Ki Hajar Dewantara dan mereka berhasil. Finlandia
terbukti menjadi negara pendidikan nomor 1 di dunia.
Jika
diamati dengan seksama, sistem pendidikan yang dipakai oleh Finlandia sama
seperti pondok pesantren. Jika waktunya untuk mengaji, mereka mengaji bersama,
pembelajarannya santai, dan siswa mengeksplorasi sendiri apa yang
dipelajarinya. Pembelajaran diawali dengan Teacher
Center kemudian ke Study Center
untuk Active Learning.
Di
Indonesia sendiri, jika seseorang yang memiliki gelar profesor biasanya hanya mengajar di universitas-universitas
saja, sedangkan di negara Finlandia, Swiss dan juga Swedia, professor disana
tidak hanya bekerja di Uiversitas atau
menjadi dosen saja, namun menjadi kepala
sekolah di Pendidikan Aanak Usia Dini, Taman Kanak-kanak, mapun Sekolah Dasar. Hal tersebut merupakan salah satu mengapa negara Finlandia
menjadi negara pendidikan yang baik nomor satu di dunia.
Di
Malaysia lebih santai untuk belajar, sedangkan kita lebih untuk ditekan untuk
bisa semua apa yang diberikan. Dan Indonesia dalam pembelajaran lebih dituntut untuk menggunakan model pembelajaran
yang baik, namun model sering digunakan di Indonesia adalaha cerita, cerita itu
susah kita harus bisa bercerita dengan baik,
bisa memperagakan, memahami raga
sukma (jasmani rohani). Jasmani dan rohani adalah kesatuan bukan hal berbeda,
karena secara bahasa terpisah tetapi memiliki arti satu kesatuan. Namun
kebanyakan dari kita semua dalam mempelajarinya atau membahasnya terpisah-pisah
atau satu-satu. Di nusantara banyak melahirkan cerita contohnya saja fabel,
legenda dan masih banyak lagi.
Ada
salah satu buku Ki Hajar Dewantara yang berisi tentang pendidikan nasional,
politik pendidikan, pendidian kanak-kanak, pendidikan kesenian, pendidikan
keluarga, ilmu jiwa (psikologi), ilmu adab (moral), dan bahasa.
Ki
Hajar Dewantara merupakan khazanah peradaban nusantara. Peradaban berasal dari
kata adab. Adab adalah akhlak yang sudah terbentuk. Adab dipakai di Timur
Tengah sebagai sastra dan sastra adalah laku kehidupan.
Kembali
ke buku Ki Hajar Dewantara yang salah satunya berisi tentang pendidikan
nasional. Pendidikan nasional dapat diartikan sebagai kesadaran berpendidikan
nasional. Kesadaran berpendidikan nasional lahir dari rasa kemerdekaan. Rasa
kemerdekaan bagi kalangan normatif adalah kebebasan. Kemerdekaan artinya
mengetahui batasan atau memahami batasan. Pendidikan lahir dari rasa
kemerdekaan. Menurut Ki Hajar Dewantara, kemerdekaan bersifat 3 macam :
1. Berdiri
sendiri (otonomi)
2. Tidak
tergantung orang lain
3. Dapat
mengatur dirinya sendiri
Selanjutnya
diperkenalkan tentang hal-hal yang mendasar yang penting bagi filsafat
pendidikan, yaitu : perbedaan antara tujuan-tujuan pendidikan dan
harapan-harapan pendidikan, analisis singkat tentang konsep pendidikan, dan
hal-hal yang memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tentang
masalah-masalah empiris, misalnya pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat
anak-anak, yang harus ditarik dari inkuiri empiris bukan diasumsikan muncul
dari bukti empiris. Tujuan pendidikan melekat pada manusia itu sendiri, seperti
menjadi manusia yang baik : sedangkan harapan pendidikan berada diluar manusia,
seperti memberantas buta huruf, dan seterusnya.
1. Nofiana Ulfa (15120055)
2. Yulanta Ilham Amalia (15120276)
3. Suci Yulianti Lestari (15120379)
4. Dita Ihsaniah Putri (15120069)
5. Sri Kartika Asih (15120388)
6. Azzah Nurlaela (15120245)
7. Indra Pramono (15120089)
8. Isna Zulfa Arintasari (15120265)
9. Sesty Isdayanti (15120066)
10. Yasinta Juwita Permatasari (15120071)
11. Irma Anggraeni Aida (15120074)
12. Abu Rizal Bakri (15120482)
13. Ardhita Dian Aslami (15120350)
14. Feby Rohma Awalia (15120093)
15. Nurul Aini (15120406)
16. Angilia Herli Lutfiyani (15120088)
17. Ika Sofiana 15120299
18. Risha Ardhanty (15120079)
19. Dwi Kurnia Ningsih (15120062)
20. Linda Prima Safira (15120115)
21. Muhammad khoirul ulum (15120248)
22. lilik fatchurrahman (15120108)
23. Nida: Nida nur fauziyyah (15120094)
24. Ika Arum Pujiastuti (15120268)
25. Amalia Ayu Lestari (15120065)
26. Syaidiah Intan Ariani (15120112)
1. Nofiana Ulfa (15120055)
2. Yulanta Ilham Amalia (15120276)
3. Suci Yulianti Lestari (15120379)
4. Dita Ihsaniah Putri (15120069)
5. Sri Kartika Asih (15120388)
6. Azzah Nurlaela (15120245)
7. Indra Pramono (15120089)
8. Isna Zulfa Arintasari (15120265)
9. Sesty Isdayanti (15120066)
10. Yasinta Juwita Permatasari (15120071)
11. Irma Anggraeni Aida (15120074)
12. Abu Rizal Bakri (15120482)
13. Ardhita Dian Aslami (15120350)
14. Feby Rohma Awalia (15120093)
15. Nurul Aini (15120406)
16. Angilia Herli Lutfiyani (15120088)
17. Ika Sofiana 15120299
18. Risha Ardhanty (15120079)
19. Dwi Kurnia Ningsih (15120062)
20. Linda Prima Safira (15120115)
21. Muhammad khoirul ulum (15120248)
22. lilik fatchurrahman (15120108)
23. Nida: Nida nur fauziyyah (15120094)
24. Ika Arum Pujiastuti (15120268)
25. Amalia Ayu Lestari (15120065)
26. Syaidiah Intan Ariani (15120112)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar